Hari hampir beranjak senja saat semua sudah berkumpul untuk acara gelar budaya dalam rangkaian Pesta Tenun di Desa Balla Satanetean, Mamasa, Sulawesi Barat. Ada empat kesenian tradisional Mamasa ditampilkan sekaligus. Ada apa saja?
1. Tarian Bulu Londong

Gendang telah ditabuh. Suaranya sontak menarik perhatian.
Tidak sedikit yang berusaha mengabadikan momen melalui lensa kamera masing-masing, mencari spot posisi terbaik. Dari samping tongkonan muncul empat orang laki-laki memakai rompi perang dan berselendang batik. Seperti halnya prajurit, mereka dilengkapi dengan parang, tombak, dan perisai. Salah satu dari empat orang itu memegang serupa kepala manusia yang digantung dengan seutas tali. Sepertinya pahatan dari kayu.
Ya, mereka sedang menampilkan tarian Bulu Londong. Tarian ini dulunya merupakan tarian kemenangan setelah perang. Adegan membawa kepala musuh yang telah tertebas, benar sesuai dengan ritual aslinya. Seram memang, tapi begitulah dahulu mereka menyatakan kebanggaan memenangkan peperangan dengan membawa pulang kepala musuh.
Seiring dengan perang yang semakin jarang terjadi, lama-kelamaan ritual tarian ini juga memudar, dan hilang. Para pelaku kebudayaan di Mamasa, kemudian mengadaptasi kebiasaan ini menjadi seni pertunjukkan. Tarian berlangsung dengan ritme yang cepat. Suara para penari yang bersaut-sautan juga semakin membawa efek cekam. Lucunya, di saat yang sama, seekor anjing kecil mungkin ikut merasakan suasana yang mencekam, kemudian ikut melolong-lolong, seolah membalas pekikan para penari (sayang, saya tak sempat mengabadikan tingkah polah anjing kecil ini). Tarian ditutup dengan orasi penari utama dalam bahasa Mamasa sambil mengacung-acungkan parangnya. Entah apa artinya, mungkin semacam ungkapan jemawa seorang pemenang.
2. Nyanyian Ma’limbong
Gendang selesai ditabuh, para penari Bulu Londong juga sudah meninggalkan area pertunjukkan. Sekelompok Mama-Mama bersiap mengisi pertunjukkan selanjutnya. Mengenakan pakaian khas Mamasa, atasan putih yang dihiasi dengan tenun Pallawa’, dengan sarung tenun yang didominasi warna merah menyala, menggunakan tas serut, dan dua di antaranya, menggunakan aksesoris manik-manik dan ikat pada kepala. Rupanya Mama-mama ini hendang menunjukkan kesenian Ma’limbong. Secara bergantia mereka menyanyikan syair-syair dalam bahasa Mamasa, lalu diteruskan dengan suara koor kelompok. Dari artikel yang saya baca, syair-syair Ma’limbong merupakan ucapan rasa syukur pada sang Pencipta. Harmonis. Damai. Tenang. Haru.
3. Tarian Manganda’
Suasana hening setelah Ma’limbong selesai dipertunjukkan, berubah menjadi semarak lagi ketika gendang kembali ditabuhkan. Kemudian muncul dua orang anak, berkostum putih lengkap dengan akseoris dari manik-manik. Di pinggangnya terselip pedang bersarung. Tangannya memegang tombak. Kepalanaa dihiasi mahkota serupa tanduk. Lagi, sebuah tarian perang ditampilkan, kali ini bernama Tarian Manganda’. Sebuah tarian yang dahulu dilakukan sebagai ucapan syukur setelah kembali dari perang.
Sebenarnya nama tarian ini mengingatkan saya pada tarian yang bernama sama, tapi dari Toraja Utara, khususnya di daerah pegunungannya, yakni wilayah Batutumonga ke atas (termasuk Baruppu’). Sebuah tarian yang dilakukan pada upacara syukur, utamanya pesta panen sebagai ucapan syukur pada leluhur. Sang penari Manganda di Toraja Utara ini juga mengenakan topi bertanduk, namun dilengkapi dengan kain menjuntai. Saya jadi berpikir, mungkin nama Manganda’ diambil dari hiasan pada kepala yang berbentuk tanduk.
4. Tarian Malluya
Gendang rupanya hanya berhenti sejenak. Belum hilang antusiasme setelah tarian Manganda’ tadi selesai, gendang kembali ditabuh. Dua penari dengan kostum menarik kembali muncul dari dua arah berlawanan muncul. Berpakaian putih, dengan rok tenun berwarna-warni, namun tetap dengan dominasi warna merah. Baik pada leher dan pinggangnya disampirkan perhiasan dari manik-manik. Yang paling mencolok adalah hiasannya yang terbuat dari bulu-bulu ayam di . Kakinya mengenakan gelang berlonceng, hingga setiap langkah terdengan rincing menemani suara tabuhan gendang. Tarian ini biasa dipertunjukan saat perhelatan seperti pernikahan atau upacara penyambutan tamu.
Sore itu berakhir dengan decak kagum, betapa Indonesia tak pernah kekurangan pertunjukkan budaya untuk dipamerkan. Merasa beruntung bisa ke Mamasa tanpa melewatkan pertunjukkan khas daerahnya. Kalau mau lihat lengkapnya, yuk datang langsung ke Mamasa! Ajak saya juga ya, biar nanti saya bisa lebih proper lagi mendokumentasikan dan mencari tahu lebih banyak soal kesenian-kesenian ini. Oh, atau kalau saya bersama Torajamelo bikin trip ke Mamasa ada yang mau ikut?
(N.b: sementara videonya saya turunkan dulu ya…. )
Meriah banget y kak
Jadi pengin liat langsung deh kesenian Mamasa. Aahhh kapan ya itu bisa kesampaian? Hehe
Semoga disegerakan!
Makasih kakk sharingnya. Bangga banget tinggal di negara dengan begitu banyak budaya kayak gini 😍😍
Iya, ya… yuk ikut mengapresiasi para pelaku budaya
sekilas mirip dengan rumah2 di nias ada tanduk kerbau.. btw pakaian mereka unik yaa
Wah di Nias juga pasang tanduk kerbau ya? Pada suku Toraja, tanduk kerbau itu melambangkan strata sosialnya
Koq aku seram ya bayangin tarian bulu londong 🙈
Hihi, cuma boneka kok, kecil lagi. Awalnya aku nggak ngeh kalau itu kepala, kupikir tadinya bawa apaan gitu…
Duuhhh, aku selalu suka yang berbau-bau budaya gini. Kalau nonton langsung mungkin harus dua kali. Pertama, khusus motret2in, kedua, khusus nikmatin pertunjukannya 😀
Iyaa , bener harus dua kali, bahkan berkali-kali juga nggak bosen. Pertama kali justru saya selalu larut nikmatin, kali kedua baru buat foto dan eksplore.. harus sering dilatih nih, biar yg pertama kali bisa langsung dokumenting dan eksplorasi.
Bahagianya Mba Ayu bisa menjelajah ke penjuru Sulawesi dan mengenal budayanya… envy you Mbak!
Kak, aku suka banget tulisannya, bener2 bikin mudah berimajinasi dengan kesenian Mamasa!
Duh makin penasaran liat videonya nih, ditunggu ya Kak.
budaya Indonesia memang mengagumkan. Thanks for sharing!
https://helloinez.com
Keren, besok berharap mbaknya nulis tentang Kuliner di Sulawesi Barat.
Ditunggu videonya. Ohiya, cara penulisannya Keren banget mbak. Suka.
Wah, itu yang susah, kemarin saya nggak nyemplung ke dapur dan tanya-tanya soal yang khas di sana. Pas makan juga, saya agak skip merhatiin, apalagi foto-foto, karena fokus sama beberapa tanggungjawab kerja. Hehehe. Lain kali ya, kalau ada kesempatan lagi saya ulik sisi kulinernya
Indonesia bnyk bgt yah seni tarinya, kynya tiap suku tarianya bamyak juha, klo dihitung ad brp yah
Waduh, sukunya aja ada banyak… apalagi tariannya….
Dan saya masih bingung Mamasa itu dimana. Harusnya disebutkan di awal atau judul kak, sekaligus memperkenalkan budaya kelihatan dari judul nya.
Oh, gitu ya… siap nanti kusisipkan lagi, terima kasih ya koreksinya. Kalau di artikel pertama udah disebutkan Mamasa ada di Sulawesi Barat…
Ohh…buat aku yg awam gak tau kak. Mungkin lbh baik diselipkan link artikel pertama nya
Link artikel pertama sebenarnya juga sudah diselipkan sih. Benar2 cuma nyelip, di paragraf pertamanya di kata “pesta tenun”. informasi propinsi letak Mamasa sekarang sudah ditambahkan 🙂 hehehe
Ohh..ok. Buat org awam yg blm pernah kesana kayak aku jd tau itu daerah mana. Tp bisa ditebak aja sih dari foto2 di akhirnya seperti daerah Toraja hehe
Ada link nya ya…wahh aku juga kelewat haha
Aku nda bisa buka videonya pdhl penasaran.. Btw aku kangen kerja bs sambil halan halan hehehe.
Iya, videonya aku turunin dulu… nanti kalau sudah ada kukabari lagi…
Syiap kak
Aku mau lihat videonya kak. Cerita dan fotonya aja sudah bagus nih..
Siap, semoga bisa segera upload yaaa
Wow seru sekali kak. Duh pasti keren banget kalo liat2 beginian apalagi langsung dari tempat asal.
Iya, makanya yuk yuk yuk ke Mamasa
Jadi penasaran sama videonya, mungkin perlu diupload ke youtube aja kak.
Iya, tapi sourcenya blm pas buat upload di youtube, pasti pecah, belum sempet edit lagi… ehehehe nanti kalau udah aku woro2 lagi yaaa
tapi kerja sambil liburan seperti ini memang enak banget ya… duh iriiii….
https://ekasiregar.com
Cerita Mamasa Jilid 2nya menarik bangettt ini kak… Semoga next time saya bisa ke sana lagi, pas ada event seperti ini. Kak Ayu, masih adakah cerita jilid ke_3nya?
Ada ada ada, tentang lokasi-lokasi yang saya datangi di Mamasa
Wah, kapan lagi nih ke Mamasa? Ga nyangka ternyata di Pesta Tenun ada juga banyak tari-tarian yang unik kayak gini ya.
Gimana kalau september?
Suka banget kalau ada yang bahas budaya Indonesia, tapi kalau liat langsung lebih oke sih..
Dan aku menunggu videonya…
Tentu! Liat langsung pasti beda sensasinya. Nanti klo dah ada videonya aku woro-woro lagi yaaa…
Kalimat penutupnya koq menggiurkan sekali yaa hehehe. D
Kuy, klo gitu!
Negeriku kaya dengan budaya. Semua hanpir semua kejadian di tuangkan dalam bentuk tarian, seperti tarian setelah kembali perang.
Seneng lihat corak dan warna kain tenunnya
Iya, gimana nggak bangga coba sama Indonesia
Waduh…. Membawa kepala musuh
Ngeri amat
Iya, jaman dulu itu biasa. Bahkan di Toraja, masih ada Tongkonan yg menyimpan warisan kepala manusia, sebagai pajangan. Seram memang. Tapi biasanya Tongkonan yang begini tidak boleh sembarangan dimasuki. Dulu saya hanya diberitahu bahwa di Tongkonan ini ada kepala manusianya lho…
pas kesana ga dapet sajian acara itu….seru banget kayanya ya
Mau liat videonya tapi loading terus hmmmm
Hiks, iyaaa… ini sementara aku take down dulu…
Keren nih bisa liat lngsung tarian khas Mamasa.
Iya, ya, Indonesia memang keren, punya beragam kesenian
Semoga ke depan festival seperti ini rutin dilaksanakan bukan hanya konser2 yang berbayar dengan harga mahal.
Wah jleb, iya banget ya…
Festivalnya diadakan setiap kapan kak?
Oh, yg festival kemarin itu program kerja Torajamelo dan Pekka sih. Mamasa kayaknya belum punya program rutin kayak di Toraja. Tapi rencana ke depan, keduanya bakal kolaborasi bikin tourism based on community, jadi harusnya bakal ada paket trip – termasuk perkenalan tenun dan tari2annya
Boleh juga tuh, share info yaa ka
Siaaapppp!
Sayang banget ga ada gambar-gambar yang mendukung biar rasa penasaran tarian di artikel bukan hanya sekedar khayalan.
Hiks, iya nih Day, aku belum sempet posting gambarnya krn kurang lengkap, belum sempet juga mau posting videonya di medium lain. Nanti aku woro2 lagi yah kalau udah posting gambar dan atau videonya
Interesting..
Semoga ada rezeki biar bisa liat langsung kesana..
Aamiin. Semoga bisa secepatnya!
Tarian Bulu Londong yang merupakan tarian kemenangan sepertinya menarik banget nih.
Videonya cuma loading doang
Iya, nih, masih gagal upload aja… coba nanti saya upload di medium lain
Iya videonya ga bisa di buka. Tapi dari ceritanya Kak Ayu aja sudah terbanyang meriahnya. Seriuskah kerja jalan jalan. Wah enaknyaaaa.
Hiks iya, nih nanti kuganti foto dan kucoba upload di medium lain.
Sayang sekali videonya nggak bisa dibuka kak, penasaran pengen liat tariannya.
Hiks, iya ini lagi cari cara
Aiiiih…. Baru bisa baca penggambaran tariannya aja udah seru Kak Ayu, semoga video soon bisa direndering yah. Anw, you’re such a lucky person, kerjanya seru sambil jalan2…hehehe…
Hiks, iya nih… masih gagal, kalau diunggah di Youtube pecah gak keruan. Tar deh nunggu video dari dokumentatornya, hihihi