Abah Rama, Aku, dan Talents Mapping

Ijinkan kali ini saya bercerita sedikit tentang Abah Rama Royani, petemu Talents Mapping, setelah dua postingan sebelumnya lebih banyak bercerita tentang saya dan Talents Mapping.

Tidak terlalu banyak, memang momen saya dengan Abah Rama. Dari yang tidak seberapa banyak itu, hanya dua kali saya bertemu secara langsung dengan Abah. Pertama saat pelatihan ST-30 Mastery di Bandung. Kedua, saat workshop Psikologi Positif di Jakarta. Dua-duanya saya enggak foto khusus bareng Abah, hanya mengandalkan foto bersama. Haha, saya memang sering segan, juga mungkin karena bakat Significance saya yang biasa saja. Sisa pertemuan kami hanya lewat daring, entah via Zoom Meeting atau via chat di grup Whatsapp dan Telegram.

“Mana yang lebih penting, Cara Sukses atau Jalan Sukses?”

Pertanyaan ini yang paling membekas di ingatan saya, ketika pertama kalinya bertemu dengan Abah Rama di Training TM Basic Online, 3 tahun lalu, saat beliau memberi ‘kuliah’ dasar Talents Mapping. Pertanyaan yang kemudian meredefinisi benak saya dan benar-benar menjadi langkah awal berjalan sebagai santri Talents Mapping. Di kesempatan itu Abah juga bercerita bagaimana awal mula Talents Mapping, ditemunya. Beliau memang lebih suka dilabeli sebagai petemu ketimbang penemu. Sebuah kata yang tidak memenuhi kaidah PUEBI, dan memang sengaja dicetuskan untuk mengganti kata penemu di komunitas Talents Mapping. Pasalnya, Abah tidak merasa sebagai orang yang ‘menemukan’, apalagi ‘menciptakan’ konsep Talents Mapping. Segala sesuatunya hanya merupakan rangkaian ‘kebetulan’ atau sebut saja sebagai jalan takdir Abah memenuhi tugasnya.

Di lain kesempatan, saya juga terlarut dalam cerita Abah, saat menceritakan milestone bagaimana Talents Mapping berkembang dari waktu ke waktu dalam kurun waktu 20 tahun. Dan hari ini, santri Talents Mapping sudah sekian banyaknya, konsepnya pun sudah semakin banyak diaplikasikan di banyak area. Bahkan Abah sendiri yang bilang, semakin ke hari justru Abah yang semakin banyak belajar dari santri-santri Talents Mapping. Masya Allah, enggak heran ya kalau di komunitas Talents Mapping tuh semangat belajarnya selalu penuh, petemunya aja begitu. Di Talents Mapping enggak ada tuh namanya yang belajar lebih dulu pasti selalu lebih ahli. Kami semua sama-sama santri, orang yang selalu dalam pencarian ilmu.

Tepat hari ini pula, Abah memasuki usianya yang ke-78. Barakallahu fii Umrik Abah Rama… Semoga Allah senantiasa melimpahkan Rahmah dan RahimNya untuk Abah, memberikan kesehatan dan kelapangan dalam menjalankan tugas-tugas Abah, dan kiranya nanti Allah memanggilmu pulang dalam keadaan yang Husnul Khotimah. Mudah-mudahkan masih lama yaa, Abah..

Terima kasih Abah, sudah menghadirkan Talents Mapping. Semoga Talents Mapping semakin banyak menebar manfaat dan inspirasi untuk banyak orang dan menemukan peran kebermanfataannya, sepertinya halnya saya yang menemukan perspektif baru tentang bakat dan potensi saya. Hingga kelak cita-cita Abah, agar setiap anak lulusan SMP sudah dapat mengenal dirinya, terwujud.

Aamiin Ya Rabbal’alamin

Tinggalkan komentar